Puisi Cinta Untuk Mantan Kekasih : Aku Masih mencintaimu
Aku Masih mencintaimu
Aku bertanya pada segenap hari
Adakah waktu untuk melupakannya?
Lalu aku bertanya pada siang
Adakah waktu untuk sejenak melepasnya?
Kemudian bertanya kepada malam
Adakah saat dimana aku berhenti memimpikannya?
Nafas nafas yang menghamba kenangan
Hilang ditelan rimba kesedihan
Angin menerbangkan khayalan
Tapi impian masih memancar dari muara cinta
Perpisahan kian mengiris sulaman hati
Merengkuh memeluk derita dari benci
Tinggallah rasa yang tak kunjung sirna
Dalam dekap takdir yang mengikat
Adakah cinta ini fatamorgana
Entitas semu yang tak pernah maujud
Sebatas inikah cinta yang kupinta
Karena sungguh
Doaku bukan untuk siapapun
Kecuali dirimu
karena aku
Masih Mencintaimu
Aku bertanya pada segenap hari
Adakah waktu untuk melupakannya?
Lalu aku bertanya pada siang
Adakah waktu untuk sejenak melepasnya?
Kemudian bertanya kepada malam
Adakah saat dimana aku berhenti memimpikannya?
Nafas nafas yang menghamba kenangan
Hilang ditelan rimba kesedihan
Angin menerbangkan khayalan
Tapi impian masih memancar dari muara cinta
Perpisahan kian mengiris sulaman hati
Merengkuh memeluk derita dari benci
Tinggallah rasa yang tak kunjung sirna
Dalam dekap takdir yang mengikat
Adakah cinta ini fatamorgana
Entitas semu yang tak pernah maujud
Sebatas inikah cinta yang kupinta
Karena sungguh
Doaku bukan untuk siapapun
Kecuali dirimu
karena aku
Masih Mencintaimu
Mengapa Kau pergi
Lembut dalam belaian cintamu
Menghembuskan nafas - nafas kerinduan
Lalu hilang hening dan mengering
Engkau pergi dalam kediaman sang takdir
Perpisahan senantiasa menjelma penderitaan
Cinta hancur dalam kepingan retak
Rapuhlah diriku
Menanti kebangkitan sedihku di tiap sisian waktu
Mengapa kau pergi?
Jika pada awalnya cinta begitu indah kau beri
Mengapa kau membawa dirimu lari
Jika suara hati menjerit dari lara dan sepi
Mengapa harus hadir cinta yang lain
Sementara cintaku masih terukir namamu
Haruskah ku ganti hati
Lembut dalam belaian cintamu
Menghembuskan nafas - nafas kerinduan
Lalu hilang hening dan mengering
Engkau pergi dalam kediaman sang takdir
Perpisahan senantiasa menjelma penderitaan
Cinta hancur dalam kepingan retak
Rapuhlah diriku
Menanti kebangkitan sedihku di tiap sisian waktu
Mengapa kau pergi?
Jika pada awalnya cinta begitu indah kau beri
Mengapa kau membawa dirimu lari
Jika suara hati menjerit dari lara dan sepi
Mengapa harus hadir cinta yang lain
Sementara cintaku masih terukir namamu
Haruskah ku ganti hati
Agar cinta ini mati bersama kenangan yang terus menghantui