Puisi Galau- Hujan
Redup senja dingin dan jatuh ke bumi.
Langit begitu bersedih.
Memejamkan keindahan dan mendatangkan kegelapan.
Dingin..
Akan semakin dingin dihatimu.
Begitu menusuk dinginya hingga darahmu kaku.
Kakimu bergetar dan bibirmu memucat.
Langit bersedih.
Dan mereka begitu takut padanya..
Seraya mencari tempat dimana hujan takan menyentuhnya.
Dingin..
Begitu membeku dan mati.
Semua melarikan dari seraya mencari kehangatan untuk melindungi.
Berteriak dalam hati, memaki, namun ikut terlelap dalam kedinginan.
bedoa esok mendatangkan pelangi.
Dinginn begitu menusuk nalurimu.
Hingga kau bergerak untuk mencari sebuah tempat untuk kau singahi.
Singahi saat kau mereasa aman untuk sesaat.
Langit begitu bersedih.
Memejamkan keindahan dan mendatangkan kegelapan.
Dingin..
Akan semakin dingin dihatimu.
Begitu menusuk dinginya hingga darahmu kaku.
Kakimu bergetar dan bibirmu memucat.
Langit bersedih.
Dan mereka begitu takut padanya..
Seraya mencari tempat dimana hujan takan menyentuhnya.
Dingin..
Begitu membeku dan mati.
Semua melarikan dari seraya mencari kehangatan untuk melindungi.
Berteriak dalam hati, memaki, namun ikut terlelap dalam kedinginan.
bedoa esok mendatangkan pelangi.
Dinginn begitu menusuk nalurimu.
Hingga kau bergerak untuk mencari sebuah tempat untuk kau singahi.
Singahi saat kau mereasa aman untuk sesaat.
Dinginn..
Hatimu tersayat ketika kau menjadinya.
Hujan alasan kau singgah dan mencari kenyamanan.
Dinginmu..
Bukan sebuah sanggahan untuk menjadikanmu pelarian.
Hatimu tersayat ketika kau menjadinya.
Hujan alasan kau singgah dan mencari kenyamanan.
Dinginmu..
Bukan sebuah sanggahan untuk menjadikanmu pelarian.